Geukom Agrifarm

Geukom Agrifarm
  • Home
  • e-Perpustakaan
    • Apa Kata Dunia
      • Koperasi Merah Putih
        • Peraturan
        • Tanya Koperasi dengan AI
      • BUMDes
        • Peraturan
        • Manajemen
      • Pertanian
        • Peraturan
        • Manajemen
      • Pengetahuan Populer
        • Ayo Menulis
        • Manajemen
  • Contact Us


Di tengah dinamika pembangunan nasional, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) muncul sebagai inovasi penting untuk mendorong kemandirian ekonomi di tingkat desa. Konsep BUMDes tidak hanya membuka peluang usaha, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal yang melimpah.

Apa Itu BUMDes?

BUMDes merupakan entitas usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakatnya. Berbeda dengan usaha swasta, BUMDes mengutamakan nilai partisipatif, transparansi, dan kesejahteraan bersama. Pada dasarnya, BUMDes berperan sebagai motor penggerak ekonomi desa, mulai dari pengelolaan sumber daya alam, produk kerajinan lokal, hingga potensi pariwisata yang ada di lingkungan desa.

Landasan Hukum dan Dukungan Regulasi

Keberadaan dan pengelolaan BUMDes didukung oleh berbagai peraturan perundangan. Salah satu acuan utamanya adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang BUMDes. Regulasi ini mengatur tata kelola, struktur organisasi, dan mekanisme operasional BUMDes secara menyeluruh. Selain itu, dasar hukum seperti UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 dan PP Nomor 43 Tahun 2014 juga memberikan kerangka kerja yang kokoh dalam mewujudkan BUMDes sebagai lembaga usaha yang profesional dan akuntabel.

Dari Riset Potensi Hingga Rencana Bisnis

Sebelum BUMDes resmi dibentuk, langkah pertama adalah melakukan riset potensi desa. Proses ini melibatkan pendataan sumber daya alam, kekayaan budaya, hingga analisis pasar yang ada. Dengan demikian, desa dapat mengidentifikasi peluang usaha yang tepat dan menyusun rencana bisnis berdasarkan analisis SWOT---suatu metode untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi.

Rencana bisnis BUMDes meliputi visi, misi, strategi pemasaran, hingga proyeksi keuangan. Penyusunan rencana ini tidak hanya membantu mengarahkan langkah usaha, tetapi juga memudahkan desa dalam mengajukan proposal pendanaan dari sumber-sumber seperti dana desa atau lembaga keuangan.

Aspek Hukum, Organisasi, dan Pengelolaan Keuangan

BUMDes harus menjalankan seluruh aktivitas usahanya dengan mematuhi aturan hukum yang berlaku. Proses perizinan, pengurusan dokumen legal, serta pengelolaan keuangan yang transparan menjadi kunci agar usaha ini dapat berjalan dengan lancar. Pengelolaan keuangan BUMDes meliputi pencatatan anggaran, pengawasan transaksi, dan pelaporan rutin sebagai bentuk akuntabilitas kepada masyarakat.

Selain itu, struktur organisasi yang jelas---dari pimpinan hingga tim operasional---serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan, sangat penting untuk memastikan BUMDes mampu bersaing dan berkembang secara berkelanjutan.

Menghadapi Tantangan dan Melangkah ke Depan

Tak dapat dipungkiri bahwa mengelola BUMDes juga memiliki tantangan tersendiri, seperti keterbatasan modal dan sumber daya manusia, serta kendala infrastruktur. Namun, dengan strategi solusi yang tepat---seperti pelatihan, digitalisasi sistem administrasi, dan kemitraan dengan berbagai pihak---tantangan tersebut dapat diatasi. Regulasi seperti PP Nomor 11 Tahun 2021 juga memberikan arahan untuk mendukung pendampingan dan tata kelola yang lebih baik.

BUMDes sebagai Pilar Pemberdayaan Ekonomi Desa

Melalui berbagai program pendampingan, pelatihan, dan sinergi antara pemerintah dengan sektor swasta, BUMDes semakin menunjukkan peran strategisnya dalam pembangunan desa. Ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan desa yang mandiri, sejahtera, dan mampu bersaing di kancah nasional.

Artikel ini mengajak kita untuk mengenal lebih jauh tentang BUMDes sebagai solusi inovatif dalam menggerakkan ekonomi desa. Dengan semangat gotong royong dan dukungan regulasi yang kuat, masa depan ekonomi desa semakin cerah dan penuh harapan.


 




Bikin MOL Sendiri dari Kulit Pisang dan Air Cucian Beras: Mudah, Murah, dan Ramah Lingkungan!

MOL alias Mikroorganisme Lokal itu semacam pupuk cair alami yang bisa bikin tanaman lebih subur dan sehat. Daripada beli pupuk kimia yang mahal, kenapa nggak coba bikin sendiri dari limbah dapur seperti kulit pisang dan air cucian beras? Selain hemat, cara ini juga bikin kamu lebih peduli lingkungan, lho!

Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

Untuk bikin MOL ini, kamu cuma butuh beberapa bahan yang gampang ditemukan:

  • 1 kg kulit pisang (potong kecil-kecil biar gampang terurai)

  • 1 liter air cucian beras (jangan dibuang, ya!)

  • 100 gram gula merah atau 100 ml molases (biar fermentasi makin oke)

  • 2 liter air bersih

  • Wadah fermentasi (bisa pakai jerigen atau botol plastik bekas)

  • Kain atau plastik untuk penutup

  • Karet gelang atau tali

Cara Bikin MOL dengan Mudah

  1. Siapkan Bahan

    • Potong kecil-kecil kulit pisang supaya cepat hancur saat difermentasi.

    • Campurkan air cucian beras dengan gula merah atau molases, aduk sampai larut.

  2. Fermentasi Simpel

    • Masukkan kulit pisang ke dalam wadah.

    • Tuang campuran air cucian beras dan gula tadi.

    • Tutup rapat pakai plastik atau kain, lalu ikat dengan karet gelang biar udara nggak masuk.

    • Simpan di tempat teduh selama 7–14 hari.

    • Setiap 2 hari sekali, buka sedikit tutupnya untuk buang gas hasil fermentasi, lalu tutup lagi.

Ciri-Ciri MOL yang Jadi

  • Bau asam manis yang khas (kalau bau busuk, mungkin gagal!).

  • Warna cairannya berubah jadi kecoklatan.

  • Ada endapan di dasar wadah (tandanya mikroba bekerja!).

Cara Pakai MOL Buatanmu

  1. Sebagai Pupuk Cair

    • Campur 200 ml MOL dengan 10 liter air.

    • Semprot ke daun atau siram ke tanah sekitar tanaman.

  2. Sebagai Aktivator Kompos

    • Tambah 500 ml MOL ke 10 kg bahan kompos untuk mempercepat pembusukan.

  3. Sebagai Peningkat Kesehatan Tanaman

    • MOL ini punya mikroorganisme baik yang bisa bikin tanaman lebih kuat lawan hama dan penyakit!

Kesimpulan

Bikin MOL dari kulit pisang dan air cucian beras itu gampang banget, murah, dan pastinya bermanfaat buat lingkungan. Daripada limbah dapur terbuang percuma, yuk manfaatkan jadi pupuk alami yang bisa dipakai di kebun atau tanaman hias kamu! Cobain sekarang dan rasakan manfaatnya!

 

Banda  Aceh 13/2/2025 – Kelompok petani muda Geukom Agrifarm baru saja mendapat kunjungan spesial dari para penyuluh pertanian Pemko Banda Aceh, yang datang untuk mendukung dan membimbing mereka dalam dunia pertanian. Kunjungan ini merupakan bagian dari inisiatif untuk mendorong anak muda lebih terlibat dalam pertanian berkelanjutan.

Selama kunjungan, para penyuluh melihat langsung pembibitan cabai yang dikelola oleh para petani muda. Mereka memberikan apresiasi atas metode inovatif yang digunakan serta memberikan saran untuk meningkatkan kualitas bibit dan hasil panen.

Fokus kunjungan kemudian beralih ke tanaman tomat dalam polibag. Para penyuluh mengadakan sesi edukasi tentang cara merawat tanaman tomat dengan benar, termasuk teknik pemangkasan yang bisa meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen. Mereka juga berbagi tips pengendalian hama dan pemberian nutrisi agar tanaman semakin produktif.

Tak hanya memberi penyuluhan, para penyuluh juga membawa bantuan berupa polibag baru untuk mendukung pengembangan budidaya terong di Geukom Agrifarm. Bantuan ini disambut dengan antusias oleh para petani muda yang bersemangat untuk terus mengembangkan pertanian mereka dengan ilmu yang didapat dari kunjungan ini.

Ubay, salah satu petani muda mengatakan, "Kunjungan ini sangat bermanfaat buat kami. Kami dapat ilmu dan dukungan yang bisa langsung kami terapkan untuk meningkatkan pertanian kami. Kami semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan agribisnis."

Kunjungan ini menunjukkan semakin banyak anak muda yang tertarik terjun ke dunia pertanian serta pentingnya dukungan dari para ahli. Dengan bimbingan dan sumber daya yang tepat, petani muda bisa berkontribusi besar dalam sektor pertanian dan membangun pertanian berkelanjutan di masa depan.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya lebih luas dalam memberdayakan generasi muda di bidang pertanian, memastikan bahwa pertanian tetap menjadi profesi yang menjanjikan dan menarik bagi generasi mendatang. Dengan semangat seperti yang ditunjukkan oleh Geukom Agrifarm, anak muda dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan pertanian modern dan berkelanjutan.


Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang sering dijumpai sehari-hari. Hampir setiap rumah tangga memasak menggunakan minyak goreng setiap hari. Selesai memasak, biasanya sisa minyak yang masih jernihakan disimpan dan dipakai kembali beberapa kali. Jika sudah berubah warna kehitaman dan tak layak pakai, minyak akan dibuang.

Minyak bekas pakai atau biasa disebut jelantah biasa dibuang langsung di saluran pembuangan air, bak cuci piring, bahkan ke tanah. Meski terbilang praktis, cara tersebut nyatanya memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Membuang minyak jelantah sembarangan menjadi bukti kurangnya edukasi masyarakat mengenai bahaya yang mengancam.

Perlu diketahui bahwa minyak jelantah termasuk limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga. Limbah B3 adalah limbah yang dalam konsentrasinya mengandung zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan.

Penggunaan minyak goreng di Indonesia

Menurut keterangan dari publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019 diketahui bahwa konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia jumlahnya mencapai 13 juta ton. Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), negara dengan konsumsi minyak goreng terbanyak pada tahun 2019 berturut-turut adalah Indonesia, India, China, dan Malaysia

Dari tingginya tingkat konsumsi minyak goreng terus pada akhirnya menghasilkan residu berupa minyak jelantah. Namun, berdasarkan kajian TNP2K dan Traction Energi Asia pada tahun 2019, minyak jelantah yang dapat dikumpulkan di Indonesia baru mencapai 3 juta KL atau hanya 18,5 persen dari total konsumsi minyak goreng sawit nasional.

Survei lain yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) terhadap 140 rumah tangga pengguna minyak goreng pada Agustus-September 2020 menunjukka bahwa hanya 35,7 persen responden yang tidak membuang minyak goreng bekas.

Ada beberapa alasan mengapa pelaku rumah tangga tidak mengolah minyak jelantah, antara lain tidak tahu cara mengolah jelantah (73,3 persen), tidak tahu menjual ke mana (38,9 persen), tidak mau repot (34,4 persen), menganggap minyak bekas berbahaya (23,3 persen), dan lainnya (4,4 persen).

Bahaya minyak jelantah bagi lingkungan

Membuang minyak jelantah sembarangan akan menimbulkan berbagai masalah seperti penyumbatan pipa. Ini karena percampuran minyak bekas yang baru dituang dengan tanah di saluran drainase dapat berpotensi menyumbat saluran. Minyak juga bisa menurunkan kualitas air tanah, menyumbat pori-pori tanah, membuat tanah menjadi keras, dan kesuburannya berkurang.

Selain itu, minyak jelantah yang dibuang langsung ke sungai atau laut akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari. Dampaknya akan mengganggu proses fotosintesis tumbuhan dan dan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan oleh biota laut.

Minyak jelantah yang dibuang ke air (sungai atau laut) akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari. Kondisi ini akan mengganggu proses fotosintesis tumbuhan dan menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan biota laut.

Menurut penjelasan Katrina Oginawati, Pakar lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), jika akhir pembuangan minyak jelantah ke saluran air bisa menyebabkan saluran pembuangan tersumbat. Lalu jika minyak bermuara di danau atau laut, lemak minyak akan berkumpul dan membentuk lapisan yang dapat menutupi permukaan air. Lapisan tersebut akan menghalangi sinar matahari dan pasokan oksigen yang dapat berubah jadi racun dan tentunya bahaya bagi mahluk hidup.

Memang tak dapat dimungkiri bila masih banyak masyarakat yang belum paham bagaimana cara membuang minyak bekas dengan benar. Dampaknya angka Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) meningkat dan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan mikroorganisme mengurai bahan organik menjadi makin banyak padahal kualitas air menurun.

Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI), Budiawan, menjelaskan bahwa minyak goreng bekas pakai sebaiknya diperlakukan sebagai limbah dan tidak boleh dibuang sembarangan.

Membuang minyak jelantah yang benar dan alternatif pemanfaatan

Dikatakan Budiman bahwa cara aman untuk membuang minyak jelantah yaitu dengan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Salah satu tempat di mana Anda bisa ‘membuang’ minyak jelantah dengan aman adalah Waste4Change. Mereka memiliki program pengolagan limbah minyak jelantah dan dapat dikirim melalui jasa ekspedisi. Limbah jelantah tinggal dikirim dengan menggunakan wadah tertutup rapat dan tidak mudah bocor. Nantinya, kiriman minyak jelantah akan diolah menjadi bahan bakar biodesel.

Minyak jelantah memang harus diolah sebaik mungkin agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Pemanfaatan minyak jelantah untuk biodesel memang jadi salah satu alternatifnya dan sudah diimplementasikan di berbagai negara seperti Finlandia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Cina, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia.

Namun, sebenarnya masih banyak alternatif lain untuk memanfaatkan minyak jelantah. Misalnya dijadikan bahan dalam pembuatan sabun cuci baju, pupuk tambahan untuk tanaman, bahan bakar lampu minyak, cairan pembersih lantai, aromaterapi, hingga dimurnikan untuk jadi pakan unggas.

Sumber

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
ePerpustakaan atau ePerpus adalah layanan Perpustakaan Digital dengan konsep Kumpulan Koleksi Buku Elektronik. Kami hadir untuk memudahkan penelusuran kebutuhan digital Anda.

TENTANG KAMI

GEUKOM (Gerakan Edukasi Ukhuwah dan Kemandirian Organisasi Masyarakat)
Pertanian, Perikanan dan Peternakan di kawasan perkotaan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan lahan, akses teknologi, hingga minimnya jejaring dukungan. Geukom hadir sebagai gerakan kolektif untuk memperkuat edukasi, ukhuwah, dan kemandirian organisasi masyarakat dalam mengelola lahan perkotaan secara optimal. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Geukom mendorong terciptanya ekosistem agrikultur kota yang mandiri, berdaya saing, dan bermanfaat luas. VISI kami. Menjadi pelopor gerakan pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui edukasi, ukhuwah, dan kemandirian organisasi dalam mengoptimalkan sumber daya lahan demi kesejahteraan bersama. Dengan MISI. 1) Edukasi Terpadu: Menyelenggarakan pelatihan dan workshop praktis agrikultur kota (urban farming) dan peternakan skala mikro. 2) Penguatan Ukhuwah: Membangun jejaring komunitas yang solid, memperkuat hubungan antar anggota, dan kolaborasi lintas sektor. 3) Kemandirian Organisasi: Membekali masyarakat dengan kapasitas manajerial, kepemimpinan, dan manajemen organisasi berbasis agrikultur. 4) Inovasi dan Teknologi: Mendorong adopsi teknologi tepat guna dan praktik berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 5) Akses Pasar: Memfasilitasi akses pasar, pendanaan, dan kemitraan strategis untuk produk pertanian dan peternakan urban. Kami percaya bahwa upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas petani melalui pendidikan adalah cara untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panen Anggur & Lele di Tengah Kota, Wali Kota Banda Aceh Ajak Anak Muda Dukung Ketahanan Pangan
  • Beton pun Jadi Kebun: Inovasi Tani Pemuda Banda Aceh
  • Siapa bilang anggur enak gak bisa ditanam di Banda Aceh? Siapa bilang ternak Lele tidak menjanjikan dan sulit dikelola?
  • visi & misi
  • Hari Menanam Pohon Indonesia
Tasty Treats
Travel Journal

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger

Arsip Blog

  • Juni 2025 (2)
  • Mei 2025 (2)
  • April 2025 (4)
  • Maret 2025 (5)
  • Februari 2025 (5)
  • Januari 2025 (2)
  • Desember 2024 (4)
  • November 2024 (4)

Laporkan Penyalahgunaan

Popular Posts

  • Petani Muda Beraksi: Para Penyuluh Pertanian Cantik Kunjungi Geukom Agrifarm
      Banda  Aceh 13/2/2025 – Kelompok petani muda Geukom Agrifarm baru saja mendapat kunjungan spesial dari para penyuluh pertanian Pemko Ban...
  • Hari Menanam Pohon Indonesia
    Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) diperingati setiap tanggal 28 November.  Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keped...
  • Contact Us
    Koordinator : Klik disini   -  Konsultan: Klik disini  

Mengenai Saya

Komunitas Urban Farming Banda Aceh
Lihat profil lengkapku
  • Home

GeukomAgrifarm

Random Products

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates