Geukom Agrifarm

Geukom Agrifarm
  • Home
  • e-Perpustakaan
    • Apa Kata Dunia
      • Koperasi Merah Putih
        • Peraturan
        • Tanya Koperasi dengan AI
      • BUMDes
        • Peraturan
        • Manajemen
      • Pertanian
        • Peraturan
        • Manajemen
      • Pengetahuan Populer
        • Ayo Menulis
        • Manajemen
  • Contact Us

Fertigasi adalah metode pemberian nutrisi (pupuk) kepada tanaman melalui sistem irigasi, menggabungkan pemupukan dengan penyiraman, sehingga pupuk terdistribusi langsung ke akar tanaman melalui air irigasi. 
Berikut penjelasan lebih rinci:
Pengertian:Fertigasi merupakan singkatan dari "fertilisasi" (pemupukan) dan "irigasi". 
Cara Kerja:Dalam sistem fertigasi, pupuk dicampur dengan air irigasi dan kemudian dialirkan ke tanaman melalui sistem irigasi, seperti irigasi tetes atau sprinkler. 
Manfaat:
Efisiensi Pupuk: Fertigasi memungkinkan pemberian pupuk yang lebih tepat dan efisien, sesuai dengan kebutuhan tanaman. 

Penghematan Air: Dengan pemupukan yang tepat, penggunaan air irigasi dapat dioptimalkan.

Pengurangan Biaya Tenaga Kerja: Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiraman, sehingga mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan. 

Kontrol yang Lebih Baik: Petani memiliki kontrol yang lebih besar atas pemberian pupuk, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan dosis pupuk sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. 

Aplikasi:Fertigasi dapat diterapkan dalam berbagai sistem pertanian, termasuk sistem hidroponik dan pertanian konvensional. 


Kurang Dari 10 Tahun, Sederet Daerah Ini Kehabisan 'Mesin Tempur'

Beberapa daerah akan mengakhiri BONUS DEMOGRAFI LEBIH CEPAT

Tren bonus demografi atau meledaknya masyarakat usia produktif di Indonesia ternyata tidak akan berlangsung lama. Sejumlah daerah bahkan akan kehilangan tenaga kerja usia produktif alias mesin tempur kurang dari 10 tahun ke depan.

Secara umum ada tiga skenario dalam memetakan bonus demografi yang didata BPS, yakni skenario tren, skenario kebijakan optimis, dan skenario kebijakan moderat.

Skenario optimis menghasilkan bonus demografi yang lebih pendek dari pada skenario tren, sebab umur harapan hidup saat lahir atau UHH pada skenario optimis lebih panjang daripada skenario tren, sehingga jumlah penduduk lansia lebih banyak.

Adapun skenario tahun terakhirnya bonus demografi untuk skenario tren menurut BPS ialah berakhir pada 2041, sedangkan skenario kebijakan optimis berakhir pada 2039, dan untuk skenario kebijakan moderat berakhir pada 2040.

Kalau kita bedah berdasarkan provinsi ada beberapa yang perlu kita waspadai. Ada sejumlah provinsi yang akan mengakhiri periode bonus demografi kurang dari 10 tahun ke depan.

Berdasarkan daerah per provinsi, bonus demografi yang paling cepat berakhir akan terjadi di Sumatera Barat, yakni pada 2030. Sedangkan terlama Kalimantan Timur, karena berpotensi masih berlangsung hingga 2050.

Bahkan Sumatera Barat akan mengakhiri bonus demografi pada 2030, tapi masih ada yang lama seperti Maluku 2049, ada di daerah yogyakarta maupun Jawa Tengah akan mengakhiri bonus demografi 2033 dan 2034.

Bahkan ada satu provinsi yang tidak akan mengalami masa bonus demografi sampai 2050 yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT). Artinya perbedaan karakteristik ini yang perlu jadi catatan kita bersama.

Secara rinci, berikut ini detail daftar provinsi yang akan mencapai tahun berakhirnya bonus demografi:

1. Aceh pada 2044

2. Sumatera Utara pada 2037

3. Sumatera Barat pada 2030

4. Riau pada 2044

5. Jambi pada 2041

6. Sumatera Selatan pada 2042

7. Bengkulu pada 2040

8. Lampung pada 2039

9. Kepulauan Bangka Belitung pada 2042

10. Kepulauan Riau pada 2043

11. DKI Jakarta pada 2039

12. Jawa Barat pada 2043

13. Jawa Tengah pada 2034

14. DI Yogyakarta pada 2033

15. Jawa Timur pada 2034

16. Banten pada 2046

17. Bali pada 2033

18. NTB pada 2043

19. NTT sampai dengan 2050 proporsi penduduk usia non produktif terhadap usia produktif lebih besar dari 50% sehingga tak akan mengalami masa bonus demografi

20. Kalimantan Barat pada 2045

21. Kalimantan Tengah pada 2044

22. Kalimantan Selatan pada 2039

23. Kalimantan Timur masih berlangsung hingga 2050

24. Kalimantan Utara pada 2046

25. Sulawesi Utara pada 2035

26. Sulawesi Tengah pada 2045

27. Sulawesi Selata pada 2039

28. Sulawesi Tenggara pada 2045

29. Gorontalo pada 2044

30. Sulawesi Barat pada 2033

31. Maluku pada 2049

32. Maluku Utara pada 2048

33. Papua Barat pada 2048

34. Papua pada 2042.

sw-djppdt

 


Program kami hadir sebagai solusi inovatif untuk memberdayakan masyarakat dan mengoptimalkan penggunaan lahan di perkotaan. Kami berkomitmen untuk menciptakan dampak positif yang signifikan bagi sektor agrikultur Indonesia sektor yang memegang peranan vital dalam memacu perekonomian bangsa. Di tengah sorotan isu agrikultur yang kerap terabaikan, kami menyadari betul tantangan yang dihadapi oleh para petani dan peternak. Mulai dari keterbatasan akses terhadap sumber daya pertanian, teknologi mutakhir, hingga pasar yang luas, ditambah dengan ancaman perubahan iklim, bencana alam, serangan hama dan penyakit, serta kekurangan pengetahuan dan keterampilan, mereka dituntut untuk terus berinovasi dalam menghadapi segala rintangan.

Kami percaya bahwa pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani, serta memperbaiki taraf hidup mereka. Melalui program ini, kami tidak hanya menyediakan solusi, tetapi juga menginspirasi semangat kebersamaan dan pemberdayaan yang mendorong transformasi nyata di dunia agrikultur. Bersama-sama, kita akan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para pelaku agrikultur, memperkuat kemandirian mereka, dan mengokohkan fondasi perekonomian nasional. ‪



The Chantecaille Conservation Foundation (CCF)

Sumatra, sebuah pulau di Provinsi Barat Indonesia, merupakan rumah bagi Ekosistem Leuser. Hutan hujan tropis yang sangat beragam dan utuh ini (7.927 km², 6,5 juta hektar) di bagian utara pulau ini merupakan salah satu hutan hujan tropis tertua di planet ini. Hutan hujan tropis ini sangat terdampak oleh penggundulan hutan yang merajalela untuk produksi minyak kelapa sawit, yang pada gilirannya menghilangkan habitat bagi fauna raksasa asli, termasuk orangutan, badak Sumatra, harimau Sumatra, dan gajah Sumatra, serta merusak ekosistemnya yang stabil dan beragam.

Fragmentasi habitat khususnya menjadi masalah bagi orangutan, kera besar yang hidup di pepohonan. Bentang alam yang menyusut mengakibatkan kepadatan hewan dan memakan area tertentu secara berlebihan, serta memasuki area manusia dan area pertanian, yang menyebabkan konflik dan kekerasan. Oleh karena itu, menciptakan program koridor dengan membeli sebidang tanah kecil dari petani/masyarakat setempat adalah kuncinya, seperti halnya patroli di wilayah tersebut untuk mengidentifikasi pembukaan lahan ilegal. Dalam kasus orangutan yang diselamatkan dari perdagangan ilegal, terlantar akibat hilangnya habitat, atau terluka akibat konflik manusia-satwa liar dan tidak dapat dikembalikan ke alam liar karena trauma dan cedera, mereka harus ditempatkan di tempat perlindungan.

Mengajarkan masyarakat tentang alternatif bercocok tanam (madu, rotan, kacang-kacangan, kopi, bahkan karet) untuk menggantikan minyak kelapa sawit juga merupakan taktik penting untuk membalikkan kecenderungan yang merusak dan ekstraktif. Model "kehutanan sosial" ini mengambil pendekatan partisipatif terhadap pengelolaan hutan, memperkuat rasa kepemilikan masyarakat lokal terhadap Ekosistem Leuser dan potensi mata pencaharian berkelanjutan di sekitarnya.

CCF telah berkomitmen untuk mendukung Ekosistem Leuser bekerja sama dengan empat LSM di bawah naungan LEAF (Dana Aksi Ekosistem Leuser), yang masing-masing memiliki sekitar 20 tahun pengalaman di wilayah tersebut, dengan menginvestasikan lebih dari $1,2 juta secara merata kepada 4 mitra. Mitra-mitra tersebut meliputi:

• OIC - Pelestarian orangutan/patroli hutan: pekerjaan mereka berfokus pada konservasi orangutan dan hutan tempat tinggal mereka di Sumatera. Program-programnya meliputi pemulihan habitat, mitigasi konflik manusia-orangutan, dan penegakan hukum, yang terdiri dari patroli hutan plus investigasi kejahatan hutan dan perdagangan satwa liar.

• HAKA - Advokasi dan kampanye/tindakan hukum: mereka berhasil menggugat perusahaan besar atas penambangan ilegal, pembangunan bendungan, dan pembakaran di lahan gambut yang kaya karbon.

• FKL - Konservasi dan pemulihan hutan Leuser: mereka meningkatkan patroli tingkat pemerintah (terkadang menggantikan pemerintah) dan relokasi badak sesuai kebutuhan. Mereka membangun suaka badak Sumatera pertama di Aceh, untuk mendukung rencana darurat nasional guna mencegah kepunahan spesies yang terancam punah ini.

• YEL - Berfokus pada konservasi, penyelamatan dan relokasi orangutan yang terkena dampak deforestasi di Ekosistem Leuser di Sumatera

Bersama-sama keempat LSM di bawah naungan LEAF ini bekerja secara holistik untuk melindungi Ekosistem Leuser dari penggundulan hutan dan perusakan habitat, mendukung reboisasi daerah terdegradasi, bekerja dengan masyarakat lokal untuk mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan yang sesuai dengan tujuan konservasi dan menemukan solusi manusiawi untuk mendukung satwa liar yang diperdagangkan.

Gambaran Umum Dampak:

• Investasi $1,5 juta di 4 mitra LSM




Banda Aceh [DESA MERDEKA] – Geukom Agrifarm (Geucue Komplek Agrifarm), startup agribisnis yang digawangi tim petani milenial kreatif asal Aceh, siap unjuk gigi di kompetisi PF Muda Pertamina Foundation. Mereka mengusung proyek “Hidroganik Inovatif: Pemberdayaan Pangan dan Energi,” yang menggabungkan budidaya padi hidroganik, kolam lele, dan peternakan puyuh dengan dukungan energi panel surya.

“Kami ingin mengubah citra pertanian menjadi sektor yang modern dan menarik bagi generasi muda. Teknologi dan energi terbarukan adalah kunci,” ujar Ubay, perwakilan Geukom Agrifarm, pada Sabtu (15/3/2025). Proyek ini diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan sekaligus mendorong petani milenial untuk berinovasi.

“Hidroganik Inovatif” memanfaatkan air limbah kolam lele yang kaya nutrisi untuk menyuburkan padi secara hidroganik. Panel surya memastikan operasional yang efisien dan ramah lingkungan. Integrasi ini bertujuan meningkatkan produksi pangan, menekan biaya, dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

“Integrasi energi bersih dan pertanian modern sangat menarik. Jika berhasil, proyek ini akan menginspirasi petani milenial lain untuk terjun ke agribisnis berkelanjutan,” lanjut Ubay. Geukom Agrifarm juga siap berbagi pengetahuan dengan komunitas petani lokal, terutama jika mendapat dukungan penuh di PF Muda.

Kompetisi PF Muda dikenal dengan standar tinggi, mengutamakan inovasi, dampak sosial, dan keberlanjutan. “Kami optimistis dengan semangat, ide, dan dukungan petani milenial Aceh,” kata Ubay.

Partisipasi Geukom Agrifarm diharapkan memotivasi generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai peluang bisnis dan kreasi. Langkah mereka menjadi terobosan baru dalam pertanian modern Indonesia.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
ePerpustakaan atau ePerpus adalah layanan Perpustakaan Digital dengan konsep Kumpulan Koleksi Buku Elektronik. Kami hadir untuk memudahkan penelusuran kebutuhan digital Anda.

TENTANG KAMI

GEUKOM (Gerakan Edukasi Ukhuwah dan Kemandirian Organisasi Masyarakat)
Pertanian, Perikanan dan Peternakan di kawasan perkotaan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan lahan, akses teknologi, hingga minimnya jejaring dukungan. Geukom hadir sebagai gerakan kolektif untuk memperkuat edukasi, ukhuwah, dan kemandirian organisasi masyarakat dalam mengelola lahan perkotaan secara optimal. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Geukom mendorong terciptanya ekosistem agrikultur kota yang mandiri, berdaya saing, dan bermanfaat luas. VISI kami. Menjadi pelopor gerakan pemberdayaan masyarakat perkotaan melalui edukasi, ukhuwah, dan kemandirian organisasi dalam mengoptimalkan sumber daya lahan demi kesejahteraan bersama. Dengan MISI. 1) Edukasi Terpadu: Menyelenggarakan pelatihan dan workshop praktis agrikultur kota (urban farming) dan peternakan skala mikro. 2) Penguatan Ukhuwah: Membangun jejaring komunitas yang solid, memperkuat hubungan antar anggota, dan kolaborasi lintas sektor. 3) Kemandirian Organisasi: Membekali masyarakat dengan kapasitas manajerial, kepemimpinan, dan manajemen organisasi berbasis agrikultur. 4) Inovasi dan Teknologi: Mendorong adopsi teknologi tepat guna dan praktik berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 5) Akses Pasar: Memfasilitasi akses pasar, pendanaan, dan kemitraan strategis untuk produk pertanian dan peternakan urban. Kami percaya bahwa upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas petani melalui pendidikan adalah cara untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panen Anggur & Lele di Tengah Kota, Wali Kota Banda Aceh Ajak Anak Muda Dukung Ketahanan Pangan
  • Beton pun Jadi Kebun: Inovasi Tani Pemuda Banda Aceh
  • Siapa bilang anggur enak gak bisa ditanam di Banda Aceh? Siapa bilang ternak Lele tidak menjanjikan dan sulit dikelola?
  • visi & misi
  • Hari Menanam Pohon Indonesia
Tasty Treats
Travel Journal

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger

Arsip Blog

  • Juni 2025 (2)
  • Mei 2025 (2)
  • April 2025 (4)
  • Maret 2025 (5)
  • Februari 2025 (5)
  • Januari 2025 (2)
  • Desember 2024 (4)
  • November 2024 (4)

Laporkan Penyalahgunaan

Popular Posts

  • Petani Muda Beraksi: Para Penyuluh Pertanian Cantik Kunjungi Geukom Agrifarm
      Banda  Aceh 13/2/2025 – Kelompok petani muda Geukom Agrifarm baru saja mendapat kunjungan spesial dari para penyuluh pertanian Pemko Ban...
  • Hari Menanam Pohon Indonesia
    Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) diperingati setiap tanggal 28 November.  Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keped...
  • Contact Us
    Koordinator : Klik disini   -  Konsultan: Klik disini  

Mengenai Saya

Komunitas Urban Farming Banda Aceh
Lihat profil lengkapku
  • Home

GeukomAgrifarm

Random Products

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates