BANDA ACEH – Ada yang beda di Gampong Geuceu Komplek, Banda Raya, Selasa (3/6/2025). Wali Kota Banda Aceh, Bunda Illiza Sa’aduddin Djamal, turun langsung memimpin panen raya anggur dan ikan lele bareng anak muda setempat! Yup, ini bukan cuma soal bertani ini soal masa depan!
Panen ini adalah bagian dari program ketahanan pangan gampong yang digagas oleh Kelompok Pemuda Tani Geukom Agrifarm. Komunitas kece yang digerakkan anak muda kreatif ini punya markas di Jalan Krueng Peusangan No. 4, dan mereka serius banget membuktikan bahwa pertanian dan perikanan bisa kekinian hanya dengan Polibag, Planterbag, Pot dan Kolam Terpal, dilahan terbatas ditutupi lantai beton.
Dalam sambutannya, Wali Kota Illiza memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif keren ini.
“Mari kita lanjutkan program ketahanan pangan gampong ini dan ikut serta dalam upaya mencegah stunting,” ajak Illiza di depan warga yang hadir.
Menurutnya, gerakan seperti ini bukan cuma soal hasil panen, tapi juga soal self-sufficiency alias kemandirian pangan dan gizi untuk keluarga.
Geukom Agrifarm memang jadi bukti nyata bahwa anak muda bisa banget terjun di dunia pertanian modern. Dan panen anggur plus lele ini, menurut Illiza, bisa jadi contoh buat gampong lain di Banda Aceh.
“Kita harapkan kegiatan ini menjadi contoh yang bisa direplikasi di gampong lainnya, dan tentunya harus didukung oleh semua pihak,” tambahnya.
Dalam acara itu, Wali Kota juga didampingi oleh beberapa tokoh penting, termasuk Kepala DPMG Banda Aceh, Saifuddin Ambia; Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Muhammad Nurdin; Camat Banda Raya, Rahmat Khadafi; dan unsur Muspika lainnya, minus berhalangan hadir pembimbing kelompok yang seorang Jabfung Penggerak Swadaya Masyarakat pada Disnakermobduk Aceh.
Jadi, kalau kamu pikir bertani cuma buat generasi lama coba pikir lagi. Anak muda Banda Aceh udah buktiin bahwa bertani bisa jadi jalan keren buat bangun negeri. 🌱🐟🍇
#PetaniMuda #PanenKeren #BandaAcehBertani #GeukomAgrifarm #LeledanAnggur
Di tengah keterbatasan lahan perkotaan, semangat inovasi tumbuh subur di Kota Banda Aceh. Ketua DPR setempat, Irwansyah ST, dibuat terkesan saat mengunjungi kebun unik milik kelompok pemuda tani Geukom Argifarm di kawasan Geuceu Komplek, Kamis (15/5/2025). Kunjungan ini menjadi angin segar bagi pengembangan konsep pertanian urban dan pemberdayaan generasi muda di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
Bagaimana tidak unik? Kebun yang berlokasi di gampong Geuceu ini berdiri di atas lahan yang dulunya tertutup rapat oleh beton dan bebatuan. Kondisi yang lazimnya menjadi penghalang aktivitas bercocok tanam konvensional, justru diubah menjadi tantangan yang memicu kreativitas. Kelompok pemuda tani Geukom Argifarm dengan cerdik memanfaatkan media tanam alternatif seperti polibag, planterbag, dan pot untuk mewujudkan impian mereka menanam.
Di lahan yang serba terbatas itu, mereka berhasil membudidayakan berbagai komoditas yang tak lazim tumbuh subur di perkotaan, seperti anggur yang biasanya dikenal sebagai tanaman elit. Hebatnya, anggur-anggur tersebut kini tumbuh dengan baik, membuktikan bahwa dengan metode yang tepat, komoditas ini bisa menjadi andalan lokal. Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan budidaya ikan lele dengan sistem kolam bioflok yang dikenal hemat air, pakan, serta ramah lingkungan. Sistem ini membuka peluang produksi yang lebih tinggi tanpa perlu repot menggali tanah.
Keberhasilan kelompok tani muda ini tak lepas dari pendampingan intensif yang mereka terima. Seorang konsultan Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh turut memberikan bimbingan teknis. Pendampingan ini mencakup pelatihan penggunaan media tanam alternatif, teknik budidaya yang efektif, hingga pengelolaan produksi dan pemasaran hasil panen secara berkelanjutan.
Kunjungan Irwansyah ST ke kebun inovatif ini turut dihadiri oleh Geuchik (Kepala Desa) dan perangkat desa setempat, serta perwakilan unsur TNI dan Polri. Kehadiran berbagai elemen ini menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian urban. Sebuah kolaborasi yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan warga Banda Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Irwansyah ST mengajak seluruh warga Banda Aceh untuk menumbuhkan semangat berkebun, sekecil apapun lahannya. Memanfaatkan pekarangan rumah, bahkan lahan-lahan kosong di sekitar lingkungan, menurutnya, bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penguatan ekonomi rumah tangga.
“Budidaya pertanian dan perikanan dengan cara-cara inovatif seperti yang dilakukan Geukom Argifarm ini membuka peluang besar bagi ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi warga Banda Aceh. Mari kita manfaatkan setiap jengkal lahan yang ada secara optimal. Walaupun terbatas, asalkan dikelola dengan baik, pasti akan menghasilkan manfaat yang luar biasa,” ungkap Irwansyah penuh semangat.
Semangat kolaborasi dan inovasi yang ditunjukkan oleh Geukom Argifarm diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi semakin banyak warga Banda Aceh untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pertanian urban. Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan perut, ini adalah langkah nyata menuju pengembangan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan keterbatasan lahan perkotaan.
Siapa bilang anggur enak gak bisa ditanam di Banda Aceh ? Siapa bilang ternak Lele tidak menjanjikan dan sulit dikelola ?
Hari ini saya ikut mengunjungi salah satu kebun yang dikelola warga di Geuceu Komplek, Banda Aceh. Sebuah lahan yang digarap, tidak terlalu luas, ditanami anggur, cabai, dan juga sebagian untuk memelihara ikan lele.
Anggur, yang dulu dikenal sebagai tanaman elit dan mewah, hanya bisa didapati didaerah luar, sekarang siapa sangka, bisa mudah dibudidayakan ditanah2 kita di Banda Aceh. Gak butuh lahan luas, tapi bisa menghasilkan. Begitu juga dengan Ikan Lele, tanpa harus menggali tanah, kita sudah bisa budidaya lele dengan konsep kolam bioflok, selain bisa menghemat air, hemat pakan, juga ramah lingkungan dan produksi lebih tinggi.
Mari warga Banda Aceh, kita galakkan semangat berkebun, memanfaatkan lahan pekarangan rumah sendiri, lebih bagus lagi kalau bs mengelola kebun dengan lahan lebih luas, memanfaatkan lahan nganggur disekitar kita, selain bisa dipakai untuk kebutuhan sendiri, juga bisa dipakai untuk menambah kemampuan ekonomi rumah tangga kita.
Banda Aceh, 28 April 2025 - Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 Banda Aceh menghadirkan Bobby Denil Lesmana, ASN Dinas Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk Aceh, sebagai narasumber dalam program UMKM Talks edisi
Senin, 28 April 2025. Mengangkat tema
“Cerita Bisnis Sosial dari Pendampingan ke Pedagang Madu”, acara ini
menyoroti praktik baik pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
Bobby, yang menjabat sebagai Penggerak Swadaya Masyarakat, dikenal luas atas kiprahnya dalam Program Perluasan Kesempatan Kerja melalui pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas. Dalam kesempatan tersebut, ia membagikan pengalaman mendirikan BoBee Madu produk madu lokal hasil binaan masyarakat sekitar hutan dan BoBee Inkubator Bisnis, sebuah inisiatif pengembangan UMKM yang bertujuan menciptakan wirausaha berdaya saing.
“Pendampingan bukan hanya soal pelatihan teknis, tetapi membangun kepercayaan diri dan kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi yang mereka miliki,” ujar Bobby di studio RRI Pro 1, Banda Aceh.
Program UMKM Talks adalah inisiatif RRI Pro 1 Banda Aceh yang ditujukan untuk menyebarluaskan cerita inspiratif pelaku UMKM dan pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif dan kerakyatan. Siaran ini dapat disimak melalui frekuensi 97.7 FM maupun kanal digital RRI.
Keterlibatan Bobby dalam program ini sekaligus menjadi representasi komitmen Pemerintah Aceh dalam mendorong inovasi lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. Kehadiran ASN yang aktif di lapangan sebagai agen perubahan diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan daerah berbasis kemandirian ekonomi.
Program Desa Cerdas ini memiliki enam pilar, yaitu:
1. Masyarakat Cerdas
Masyarakat cerdas adalah peningkatan keterampilan dan pengetahuan dasar masyarakat desa dalam pemanfaatan internet untuk meningkatkan kreativitas dan kesejahteraan. Pilar ini berfokus pada optimalisasi modal sosial, memperkuat lembaga sosial desa, semangat keswadayaan, dan pemberdayaan kelompok perempuan serta kelompok marjinal lainnya.
2. Ekonomi Cerdas
Masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital sebagai alat bantu membuka akses pasar, informasi, jalur produksi maupun distribusi. Tata kelola ekonomi desa didukung oleh kelembagaan ekonomi yang kuat, kesetaraan akses atas sumber daya ekonomi desa, dan berorientasi pada kebermanfaatan bersama dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
3. Tata Kelola Cerdas
Teknologi digital didorong untuk bisa mendukung tersedianya layanan dasar dan layanan publik yang efektif. Tata kelola pemerintahan menekankan pada kapasitas aparatur desa, kelembagaan desa, dan penyelenggaraan pelayanan dasar yang memadai. Smart government terdiri dari beberapa indikator seperti penyelenggaraan pelayanan dasar, kapasitas kelembagaan desa, dan kapasitas aparatur desa.
4. Lingkungan Cerdas
Pilar ini adalah dorongan pemanfaatan teknologi digital mendukung tujuan kelestarian lingkungan melalui konservasi dan peningkatan kesadaran, mempromosikan pemanfaatan sumber daya alam yang lestari dan efisien. Tentunya tetap dengan mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian dan daya tanggap terhadap pencegahan dan penanggulangan risiko bencana. Lingkungan cerdas berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, seperti informasi konsumsi energi dan paparan polusi; melibatkan masyarakat dalam aktivitas lingkungan dan pengelolaan energi terbarukan serta penggunaan teknologi inovatif yang berdampak secara berkelanjutan.
5. Kehidupan Cerdas
Fokus pilar ini adalah pada investasi pengembangan sumber daya manusia dan sosial-budaya. Tujuannya untuk menciptakan kualitas hidup melalui ketersediaan dan kualitas pelayanan publik, seperti bidang budaya, pendidikan, kesehatan, keselamatan, dan perumahan. Kehidupan cerdas yang berkualitas mendukung kehidupan masyarakat dan inklusi sosial di desa.
6. Mobilitas Cerdas
Teknologi digital dapat meningkatkan keterhubungan daerah pedesaan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Memberikan kemudahan akses bagi warga untuk mendapatkan pelayanan, termasuk ketersediaan infrastruktur TIK dan sistem transportasi yang inovatif dan aman.
Gengs, Pekarangan Rumah Bisa Jadi Sumber Pangan Sehat!
Ini Caranya Ala BoBee Garden
Kalian pasti tahu kan, kalau halaman rumah biasanya cuma buat parkir kendaraan atau tempat main anak? Tapi, tahu nggak sih kalau sekarang halaman rumah bisa jadi ladang pangan sehat? Iya, kamu nggak salah baca! Pemerintah sekarang lagi gencar banget dengan program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B), yang memungkinkan setiap rumah tangga di Indonesia bisa menghasilkan makanan sehat dari pekarangan mereka. Keren kan?
Gimana Pekarangan Bisa Jadi Sumber Pangan?
Program Pekarangan Pangan Bergizi ini tujuannya bukan cuma bikin halaman rumah jadi lebih hijau, tapi juga buat memastikan kita semua bisa makan makanan sehat tanpa harus keluar rumah. Jadi, kamu bisa menanam sayuran, buah, atau tanaman obat di halaman rumah, yang selain menyehatkan, juga bisa membantu menghemat pengeluaran bulanan.
Pemerintah Ngebantu Banget!
Program ini bakal diterapkan di 40.000 desa seluruh Indonesia. Iya, kamu nggak salah baca, 40.000 desa! Pemerintah juga nargetin buat 2025 nanti ada 13.500 kelompok pekarangan yang berhasil di 2.628 desa, yang bakal bantu menciptakan ketahanan pangan di desa-desa, terutama daerah yang punya masalah stunting (anak kekurangan gizi) dan ketergantungan impor pangan. Jadi, nggak cuma menanam buat keluarga, tapi juga buat seluruh komunitas!
Pekarangan = Pangan = Penghasilan
Gak cuma untuk konsumsi pribadi, pekarangan yang dikelola dengan baik juga bisa jadi sumber uang lho! Misalnya, kamu menanam sayuran seperti cabai, tomat, atau bahkan tanaman obat yang bisa dijual di pasar. Wah, siapa tahu bisa jadi bisnis sampingan yang cuan banget! Jadi, selain bisa makan sehat, kamu juga bisa menambah penghasilan dari hasil kebunmu sendiri. Keren banget, kan?
Bukan Cuma Buat Kamu, Tapi Semua Orang!
Dan yang lebih serunya, hasil dari pekarangan ini nggak cuma buat kamu dan keluarga, tapi juga bisa disalurkan ke anak-anak sekolah, ibu hamil, atau ibu menyusui yang membutuhkan makanan bergizi. Hasil panen kamu bakal masuk dalam program Makan Bergizi Gratis untuk mereka yang membutuhkan. Jadi, kamu nggak cuma bermanfaat buat diri sendiri, tapi juga buat orang lain!
Mulai Dari Halaman Rumah, Yuk!
Jadi, apa kamu masih ragu? Ayo mulai manfaatkan halaman rumahmu untuk menanam sayuran atau buah-buahan sehat. Gak perlu tanah luas, bahkan di pekarangan kecil pun kamu bisa mulai menanam. Selain bisa makan makanan sehat setiap hari, kamu juga bisa berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Siapa tahu, kamu bisa jadi petani muda yang sukses!
Ingat, ketahanan pangan dimulai dari rumah, dimulai dari kita. Jadi, yuk mulai tanam, hidup sehat, dan jadi bagian dari perubahan yang keren ini!
Untuk inspirasi mampir yuk di Channel BoBee Garden atau Geukom Agrifarm

TENTANG KAMI


POPULAR POSTS
Formulir Kontak
Cari Blog Ini
Arsip Blog
- Juni 2025 (2)
- Mei 2025 (2)
- April 2025 (4)
- Maret 2025 (5)
- Februari 2025 (5)
- Januari 2025 (2)
- Desember 2024 (4)
- November 2024 (4)
Popular Posts
-
Banda Aceh 13/2/2025 – Kelompok petani muda Geukom Agrifarm baru saja mendapat kunjungan spesial dari para penyuluh pertanian Pemko Ban...
-
Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) diperingati setiap tanggal 28 November. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keped...