Lindungi Ekosistem Leuser dan Spesies yang Terancam Punah dari Deforestasi, Perusakan Habitat, dan Ancaman Lainnya
Sumatra,
sebuah pulau di Provinsi Barat Indonesia, merupakan rumah bagi Ekosistem
Leuser. Hutan hujan tropis yang sangat beragam dan utuh ini (7.927 km², 6,5
juta hektar) di bagian utara pulau ini merupakan salah satu hutan hujan tropis
tertua di planet ini. Hutan hujan tropis ini sangat terdampak oleh penggundulan
hutan yang merajalela untuk produksi minyak kelapa sawit, yang pada gilirannya
menghilangkan habitat bagi fauna raksasa asli, termasuk orangutan, badak
Sumatra, harimau Sumatra, dan gajah Sumatra, serta merusak ekosistemnya yang
stabil dan beragam.
Fragmentasi habitat khususnya menjadi masalah bagi
orangutan, kera besar yang hidup di pepohonan. Bentang alam yang menyusut
mengakibatkan kepadatan hewan dan memakan area tertentu secara berlebihan, serta
memasuki area manusia dan area pertanian, yang menyebabkan konflik dan
kekerasan. Oleh karena itu, menciptakan program koridor dengan membeli sebidang
tanah kecil dari petani/masyarakat setempat adalah kuncinya, seperti halnya
patroli di wilayah tersebut untuk mengidentifikasi pembukaan lahan ilegal.
Dalam kasus orangutan yang diselamatkan dari perdagangan ilegal, terlantar
akibat hilangnya habitat, atau terluka akibat konflik manusia-satwa liar dan
tidak dapat dikembalikan ke alam liar karena trauma dan cedera, mereka harus
ditempatkan di tempat perlindungan.
Mengajarkan masyarakat tentang alternatif bercocok
tanam (madu, rotan, kacang-kacangan, kopi, bahkan karet) untuk menggantikan
minyak kelapa sawit juga merupakan taktik penting untuk membalikkan kecenderungan
yang merusak dan ekstraktif. Model "kehutanan sosial" ini mengambil
pendekatan partisipatif terhadap pengelolaan hutan, memperkuat rasa kepemilikan
masyarakat lokal terhadap Ekosistem Leuser dan potensi mata pencaharian
berkelanjutan di sekitarnya.
CCF telah berkomitmen untuk mendukung Ekosistem
Leuser bekerja sama dengan empat LSM di bawah naungan LEAF (Dana Aksi Ekosistem
Leuser), yang masing-masing memiliki sekitar 20 tahun pengalaman di wilayah
tersebut, dengan menginvestasikan lebih dari $1,2 juta secara merata kepada 4
mitra. Mitra-mitra tersebut meliputi:
• OIC - Pelestarian orangutan/patroli hutan:
pekerjaan mereka berfokus pada konservasi orangutan dan hutan tempat tinggal
mereka di Sumatera. Program-programnya meliputi pemulihan habitat, mitigasi
konflik manusia-orangutan, dan penegakan hukum, yang terdiri dari patroli hutan
plus investigasi kejahatan hutan dan perdagangan satwa liar.
• HAKA - Advokasi dan kampanye/tindakan hukum:
mereka berhasil menggugat perusahaan besar atas penambangan ilegal, pembangunan
bendungan, dan pembakaran di lahan gambut yang kaya karbon.
• FKL - Konservasi dan pemulihan hutan Leuser:
mereka meningkatkan patroli tingkat pemerintah (terkadang menggantikan
pemerintah) dan relokasi badak sesuai kebutuhan. Mereka membangun suaka badak
Sumatera pertama di Aceh, untuk mendukung rencana darurat nasional guna
mencegah kepunahan spesies yang terancam punah ini.
• YEL - Berfokus pada konservasi, penyelamatan dan
relokasi orangutan yang terkena dampak deforestasi di Ekosistem Leuser di
Sumatera
Bersama-sama keempat LSM di bawah naungan LEAF ini
bekerja secara holistik untuk melindungi Ekosistem Leuser dari penggundulan
hutan dan perusakan habitat, mendukung reboisasi daerah terdegradasi, bekerja
dengan masyarakat lokal untuk mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan yang
sesuai dengan tujuan konservasi dan menemukan solusi manusiawi untuk mendukung
satwa liar yang diperdagangkan.
Gambaran Umum Dampak:
• Investasi $1,5 juta di 4 mitra LSM
0 Comments